Desa Pakel Lakukan Tradisi Tumpak Tandur Bumi Wono Ndadari Bersama Cheil Jedang Begini Kata Sudarmaji Dan DLH Jombang 

Jombang Lacakjejak.id – Tradisi menanam pohon adalah sebagai baglan dari tradisi atau adat istiadat warga Desa Pakel untuk meletarian alam yang manfaat, diantaranya adalah meningkatkan kualitas udara, menjaga sumber mata alr,mencegah longsor ,mencegah banjir, melestarikan lingkungan serta memperindah lingkungan, dan menjaga tetap hijau.

Tradisi tanam Pohon di Desa Pakel, biasanva dilakukan oleh Masyarakat Desa Pakel apabila musim kemarau sudah berahir, dengan kehadiran musim penghujan dilakukan dengan ritual tradisional di bulan November Desember,dan Januari yan disebut tradisi Tumpak Tandur Bumi Wono Ndadari sebuah radisi yang konon diceritakan oleh Masyarakat Desa Pakel dan telah di jalankan sejak jaman Majapahit

Berkenaan dengan proses kelahiran Putra-putri mereka yang hadir di tengah-tengan keluarga apabila sebuah keluarga kedatangan kelahiran dibarengi dengan menanam pohon di area pekarangan, karena sebagai lambang, kedatangan rejeki yang berlimpah di keluarga, kesatuan alam dan kesuburan di lingkungan keluarga masing-masing.

Apabila kelahiran bayinya berjenis kelamin pria, keluarga tersebut harus menanam Pohon Jati, Mahuni, Trembesi, Sengon atau tanaman tanaman keras lainnya. Namun apabila kelahiran Bayi tersebut berjenis kelamin perempuan, keluarga di haruskan menanam pohon-pohon berbuah misalnya, pohon Kelapa, pohon Randu, atau pohon-pohon buah yang berbuah lebat, serta tanaman

jamu dan rempah -rempah. berkenaan dengan kemajuan jaman dan modernisasi suatu Bangsa termasuk Indonesia semakin terkikis.

Untuk itu Desa Pakel berkolaborasi yang solid antar berbagai pihak, kegiatan “Tumpak Tandur Bumi Wono Ndadari” tujuanya agar berhasil menciptakan momentum positif dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup sekaligus mengangkat nilai-nilai budaya lokal. Rabu (26/02/2025) pagi.

Hadir dalam kegiatan ini Kepala dinas LH, Ketua PWI Jombang, Forkopimcam Kecamatan Bareng, Direktur PT Cheil Jedang, Dinas pendidikan, Dinas Porapar beserta tamu dan undangan lainnyaRangkaian acara diawali dengan sarasehan, di mana para bapak dan ibu Wono Ndadari secara simbolis menyerahkan bibit pohon kepada masyarakat.

Kepala Desa Pakel Sudarmaji yang memegang teguh piwulang dari sesepuh atau nenek moyang terdahulu saat di wawancarai menyampaikan,” Sebagai generasi penerus dari orang tua terdahulu telah memberikan ilmu pada kita untuk merawat bumi sebagai pijakan hidup bahwa bibit yang ditanam disesuaikan dengan jenis kelamin anak yang baru dilahirkan, Jika anak laki-laki, maka diwajibkan tanam pohon kayu yang jenisnya keras,( bisa dibuat perkakas) sedangkan untuk anak perempuan, diwajibkan tanaman jenis pohon yang berbuah (bisa di petik hasilnya),

“Hal diatas kalau bisa dilakukan ketika anak sudah dewasa tumbuhan yang ditanam juga mengikuti tingkat usianya sehingga untuk tanaman keras juga sudah bisa dimanfaatkan sedangkan jenis buah juga sudah bisa dimakan untuk kebutuhan,” Ungkapnya.

Masih dari Kepala Desa, ” Sedangkan untuk reboisasi, kegiatan ini rutin diadakan setiap tahun ketika musim penghujan antara bulan Desember hingga Maret sebagai pengingat dan harapan orang tua terhadap buah karya alam ,

“Kegiatan penanaman pohon kali ini berbeda dengan sebelumnya selain mendapatkan program bibit CSRnya Cheil Jedang tahun ini sekalian dengan mempertahankan budaya lokal yang ada kaitanya dengan sejarah, yang diawali dengan pertunjukan seni tari budaya khas Desa Pakel yang menambah semarak kegiatan,” Jelas Sudarmaji.

Pemerintah Kabupaten jombang melalui Kepala DLH Jombang Miftahul Ulum, menyampaikan ,” Saya kagum terhadap inisiatif kolaborasi yang di lakukan oleh Pemdes Pakel

“Kegiatan ini mengingatkan kita bahwa tanggung jawab orang tua kepada anak yang dilahirkan tidak hanya berupa dukungan materi, tetapi juga berupa pengetahuan terkait penyediaan oksigen untuk semua umat melalui penanaman pohon,” Ungkapnya.

Ditambahkan,” Hal ini sangat penting untuk kelangsungan lingkungan hidup yang lestari bagi alam,” pungkas DLH Jombang. (Jit)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *