Jombang Lacakjejak.id-Masyarakat Desa Galengdowo Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang bertahun tahun tidak pernah mempersoalkan soal limbah kotoran ternak sapi perah yang secara tidak sengaja meluber ke aliran sungai dikarenakan keterbatasan lahan yang dimiliki peternak.
Meski pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) beberapa kali sudah pernah memberikan solusi dengan memberikan program biogas namun kurang sebanding dengan perkembangan populasi sapi yang ada di wilayah Desa Galengdowo secara menyeluruh, meski demikian warga berterimakasih pada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang melalui DLH.
Terkait adanya kabar yang beredar di sebuah pemberitaan bahwa air yang dikonsumsi masyarakat tercemar limbah pembuangan kotoran ternak lima desa di Kecamatan Wonosalam menjadi terdampak dibantah oleh semua warga dan di kuatkan oleh Kepala Desa Galengdowo Wartomo.Kamis (05/09/24)
Dikatakan Wartomo, ” Terkait dengan lingkungan, dari jaman nenek moyang kita terdahulu peternak sapi itu sudah ada di Galengdowo, karena peternak memiliki lahan terbatas ahirnya meluber ke sungai dan itu mulai tahun 1981 atau 1982 termasuk pembandingnya adalah di kali pahit Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang,
“Untuk mengatasi persoalan ini Kami sudah berupaya bekerjasama dengan salah satu Perguruan tinggi yakni Institut Teknologi Surabaya (ITS) waktu itu ada wacana program reaktor gas, tapi biaya terlalu besar dan waktu yang lama, yang jelas tidak ada dengan adanya peternak masyarakat minum air kotor,” Ungkap Kepala Desa
Lebih lanjut dijelaskan Wartomo,” Saya menjabat sebagai Kepala Desa sudah sebelas tahun tidak pernah ada warga baik peternak maupun bukan peternak yang protes persoalan air yang dikonsumsi tercemar limbah , karena terus terang masyarakat secara umum dengan beternak ada peningkatan ekonomi yang bisa menunjang kebutuhan keluarga,
” Untuk adanya pemberitaan dengan adanya peternak masyarakat minum air bercampur (tletong jawa red) kotoran sapi, air tidak bisa dibuat mencuci baju, itu hoax, karena semua kebutuhan air bersih yang dikonsumsi masyarakat diambil dari sumber mata air yang posisinya jauh dari pemukiman warga apalagi sekarang memakai meteran dengan program Sambungan Rumah (SR) dari Dinas Perumahan dan Permukiman air pasti tercukupi dan melimpah dijamin kebersihannya,” Tambahnya.
Seperti diberitakan koran ini sebelumnya saat meninjau di beberapa titik Camat Wonosalam Haris Aminuddin menyampaikan , ” Terkait pencemaran di beberapa titik memang ada namun dengan air yang dikonsumsi masyarakat dijamin aman karena masyarakat mengambil air langsung dari sumbernya tidak terpengaruh dengan kotoran ternak, tidak seperti separah pada info yang berkembang di media sosial, dari tinjauan kami kelapangan akan kami sampaikan ke pimpinan dan ini kewenangan beliau untuk tindak lanjutnya, (Jit)













