Oleh: Sugiat, S.Sos, M.Psi.T (Pj Bupati Jombang)
Jombang Lacakjejak.id – Tulisan ini untuk memenuhi janji saya di tulisan sebelumnya yang tayang di Radar Jombang dengan judul: Giat Kerja Baik Sambut Kawan Lama, saya sampaikan disitu bahwa akan menulis lagi dengan judul diawali Giat Kerja Baik.
Tulisan kali ini juga untuk merefleksikan kebangkitan nasional yang sedianya mau saya tulis untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang kita rayakan 20 Mei, namun karena kesibukan tugas dan bermasyarakat menjadi tertunda.
Untuk itu semua, maka tulisan kali ini saya beri judul Giat Kerja Baik: Kebangkitan Produk Jombang.
Saya menyadari bicara produk Jombang maka dimensinya tentu sangat luas, bukan hanya mengacu pada hasil suatu proses produksi dari perusahaan.
Bisa juga orang menilai bahkan manusia dari Jombang pun bisa dikatakan produk Jombang, kendati pun tidaklah lazim tentunya.
Apa yang dihasilkan di bumi Jombang dan menjadi dikenal dengan hasil dari Jombang yang punya nilai dan manfaat, dapatlah kita sepakati menjadi yang saya maksud dengan produk Jombang.
Tidaklah semuanya tentunya, kita hanya akan menyebutkan sebagian yang tujuannya sebagai refleksi untuk bangkitnya kepedulian dan kesadaran bersama.Berangkat Dari Kepedulian dan Kesadaran, Saya teringat saat masih kecil hingga remaja dan menginjak dewasa, yang masih lebih banyak berinteraksi dalam kehidupan masyarakat Jombang.
Sebuah daerah Kabupaten di Jawa Timur yang memiliki sejarah panjang, bahkan dekat sekali dengan kerajaan-kerajaan masa lalu di Nusantara.
Jombang lekat dengan sejarah dari Mataram Kuno Mpu Sindok di Kecamatan Tembelang dan Megaluh, Kisah Dewi Kilisuci di Cupak Ngusikan, Prabu Airlangga, hingga Majapahit dan sejarah Perang Jawa serta perjuangan para Syuhada Santri dan Kyai melawan penjajah Belanda dan Jepang yang banyak memiliki tokoh besar dari Jombang.
Jombang juga memiliki Sungai Brantas yang ibaratnya dulu itu jalan tol menuju kerajaan besar seperti Kediri yang menghubungkan transportasi dari jalur laut saat itu.
Tentu ini bukan untuk takabur merasa Jombang memiliki masa lalu lebih hebat dari daerah lain.Tetapi untuk kita sadar dan bangkit bahwa sudah seharusnya Jombang kembali besar, maju, makmur dan berjaya.
Lalu perjalanan imajiner saya menuju era saat masyarakat Jombang bersentuhan dengan pemerintahan Hindia Belanda.
Kebiasaan bangsa asing dalam melakukan penjelajahan selalu disertai kemampuan lainnya seperti dalam melakukan penelitian terkait komoditas hasil bumi atau sumber daya alam dan apa saja varietas agro di bumi agraris yang mereka kujungi.
Saya melakukan penerawangan imajiner melewati lorong waktu sejarah membayangkan saat seorang Ilmuwan Inggris, Alfred Russel Wallace yang pada 1861 sempat berkelana ke Jombang dan mengunjungi perkebunan kopi di Wonosalam.
Menurut literatur yang saya baca, ia selain mengunjungi perkebunan kopi Wonosalam juga sambil mengumpulkan spesimen burung merak dan ayam hutan disana,tentunya terbayang betapa indah dan suburnya alam Jombang pada saat itu.Meski kita pun tahu kalau penjelajahan bangsa Eropa ke Nusantara selalu saja sambil berdagang dan mencari dagangan, karena pada dasarnya mereka memburu bahan baku komoditas yang mereka incar.
Bangsa kita sebagai petani dan penanam yang awalnya punya lahan milik nenek moyangnya menjadi petani penggarap sebagian besarnya untuk melayani kebutuhan korporasi Perusahaan Dagang VOC Belanda.
Kini kita alhamdulillah atas berkah dan rahmat Allah SWT sudah hidup di alam kemerdekaan.
Sudah seharusnya kita syukuri dengan kerja lebih giat lagi untuk kebangkitan dan kemajuan Jombang.
Dalam momentum kebangkitan nasional yang baru saja kita peringati tentunya kita warga Jombang harus ikut bangkit. Contoh seperti kopi Wonosalam misalnya, kopi yang memiliki kisah panjang dikenal hingga mancanegara sejak masa lalu.
Sudah semestinya kita warga Jombang peduli dan sadar untuk membangkitkan kembali hingga memiliki kejayaan lagi yang membawa kesejahteraan untuk masyarakat dari hulu hingga hilir
Apalagi Pemerintah Kabupaten Jombang telah lama memiliki program hilirisasi agrobisnis, tentu jangan hanya menjadi macan kertas kebijakan. Untuk itu butuh kebangkitan keseriusan dan giat yang lebih total mewujudkannya.
Ngobati Embek Ngowos
Kegiatan Ngobati Embek Ngowos ini singkatan dari Ngopi Bareng Bupati (Ngobati) Enake Ambek (Embek) Ngopi Wonosalam (Ngowos).Ya sudahlah apa adanya yang penting pesannya sampai. Meski sempat dikoreksi teman-teman, apa kata itu nanti tidak berefek jelek buat bapak? Saya bilang nggak apa-apa niat dan tujuannya kan baik.
Biarlah mau dikritik mau dibilang apa selama kita memiliki niat dan tujuan baik tentu Allah SWT lebih mengetahui niat hambanya. Yang penting bagaimana bisa bermanfaat, tegas saya sampaikan ke teman-teman.
Saya sendiri menyadari ini memang bukanlah langkah besar, namun setidaknya menjadi upaya langkah-langkah kecil yang harus dimulai untuk membangun kepedulian dan kesadaran warga Jombang. Kepedulian bahwa kita punya produk kopi Wonosalam yang unggul. Kopi yang kualitasnya mendunia. Jangan sampai ironis karena warga Jombang sendiri tidak tahu.
Kopi Wonosalam tumbuh di kawasan Kecamatan Wonosalam Jombang dikenal sebagai kawasan penghasil kopi sejak Hindia Belanda di tahun 1800-an.
Kopi uggulan dari Wonosalam ini sejak dulu adalah terutama kopi ekselsa. Kopi ini langka dan ada data yang menyebut bahwa hanya ada sekitar 5 persen dari seluruh peredaran kopi dunia saat itu.
Citarasa kopi ekselsa Wonosalam yang telah melegenda pada jamannya dikenal memiliki citarasa fruity, tasty, floraly, chocolaty, dan creamy. Wah kebayang tuh gimana nikmatnya mencicipi.
Saat ini jenis kopi Arabica, Robusta dan Liberica juga banyak dimiliki Wonosalam.
Kopi kebanggaan Jombang di masa lalu ini masih belum banyak dikenal generasi muda apalagi menjadi kebanggan masyarakat Jombang baik di dalam maupun diluar Jombang, sehingga bisa membantu promosi dan terlebih memberi dukungan bisnis.
Kepedulian dan kesadaran telah membangkitkan semangat saya untuk giat promosi produk Jombang seperti kopi Wonosalam.
Salah satu giat promosi yang kita lakukan “Ngobati Embek Ngowos” kita harap menjadi stimulus kesadaran kebangkitan kita Bersama.
Bermula saat saya melihat fenomena menjamurnya cafe anak muda di Jombang. Rasanya penting mengajak mereka kolaborasi. Tugas saya sebagai PJ Bupati Jombang diantaranya memfasilitasi, membina dan mengayomi.
Kalau anak-anak Muda Jombang memiliki kesadaran komunitas dan kebanggaan akan produk daerahnya sendiri tentulah sedikit peluh keringat kita rasa terbayar lunas nantinya.
Bismillah, niat ingsun sae semoga segenap masyarakat Jombang mendukung ikhtiar kita Giat Kerja Baik Kebangkitan Produk Jombang.
Terutama warga Jombang semuanya baik di dalam maupun yang merantau, melalui tulisan ini saya mengajak Ayo Jombang Giat, Ayo Jombang Bangkit.
Promosikan daerah kita, yakinlah peluh kita akan terbayar saat tanah kelahiran kita maju, makmur dan masyarakatnya bahagia. Amin. Urainya dalam rubrik dari sumber,Desa kita. Edisi, Jombang, Jumat 24 Mei 2024.(Jit)