Jombang Lacakjejak.id – Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) Jombang terus memacu keterlambatan pengerjaan proyek drainase dan trotoar jalan Gus Dur, melalui upaya Show Cause Meeting (SCM) sebanyak tiga kali, saat ini progres pekerjaan fisik meningkat signifikan hingga 60%.
Hasilnya mulai nampak dalam beberapa hari terakhir, sebab seluruh material bahan yang sebelumnya mengalami keterlambatan, kini sudah “on site” di sepanjang lokasi proyek.
Secara definitif SCM merupakan rapat pembuktian keterlambatan pekerjaan pada pekerjaan konstruksi yang bisa terjadi karena kendala dari segi materi/bahan, kurangnya pekerja di lapangan dan kondisi alam yang secara umum keterlambatan pekerjaan tersebut terjadi akibat kelalaian penyedia.
Selain upaya SCM, langkah kongkrit pengendalian proyek sudah dilaksanakan juga oleh Inspektorat Jombang dengan Probity Audit di masa pelaksanaan dengan pengecekan lapangan pada hari Kamis (09/11/2023), siang.
Probity Audit adalah memberikan keyakinan melalui penilaian (independen) terhadap proses, prosedur, dan sistem pada proyek sektor publik telah dilakukan dengan integritas, kebenaran, dan kejujuran oleh para pihak yang terlibat.
Agung Hariadi Kepala Dinas Perkim Jombang mengungkapkan, secara teknis target SCM 2 yakni 83,839 % dan tercapai 51,51%, sehingga terjadi deviasi (selisih) minus 32,329 %.
“Agar proyek tidak kedodoran, maka dilakukan pemberian SCM 3, adapun latar belakang pemberian SCM 3, karena progres harian pengerjaan fisik saat ini relatif lebih cepat daripada sebelum SCM 1 dan 2.” Ungkap Agung.
Dikatakan Kepala Dinas,” Jadi terlihat upaya serius rekanan PT Renis Rimba Jaya untuk melakukan percepatan dengan penambahan personil sesuai kesepakatan dalam berita acara SCM 2,
” Molornya pengerjaan proyek drainase dan trotoar jalan Gus Dur semata karena terkendala keterlambatan pasokan material yang rata-rata bersifat fabrikasi, sehingga pekerjaan di lapangan juga tidak bisa maksimal, selain itu sering terjadinya kerusakan equipment (peralatan). Seperti berupa molen dan arco yang berpotensi menghambat
kecepatan pekerjaan,
“Untuk menyelesaikan volume sisa pekerjaan dari PT. Renis Rimba Jaya telah melakukan PO (Purchase Order) terhadap material-material fabrikasi berupa, Granit,Batu alam ,Lampu PJU, Lampu taman, Vegetasi (tanaman Pule dan tanaman-tanaman perdu),Bollard , dan Tempat sampah,” tambahnya.
Masih dari keterangan Agung,” Apabila material-material dimaksud sudah di lapangan (on site) maka dapat mengejar keterlambatan pengerjaan proyek, sehingga progres dapat dicapai sesuai rencana target SCM 3 terhitung mulai tanggal 8 hingga 17 November 2023.
“Jadi 10 hari kalender kerja. Untuk saat ini sedang dipersiapkan pekerjaan pendahuluan untuk pemasangan material-material. Seperti pedestal lampu, pot bunga beserta media tanam, pondasi lampu PJU,” beber Agung didampingi PPK proyek Sri Rahayu.
Apabila masih terjadi keterlambatan, Agung menyebut akan dilakukan denda atau penalty harian sebesar 1/1000 x Nilai kontrak per harinya.
“Jadi tidak benar kalau dalam beberapa pemberitaan, kami cuek dan terkesan tinggal diam atau pembiaran, semua ada tahapannya, tdak bisa kita asal putus kontrak dan lain-lain, semua harus sesuai SOP dan tahapanya,” jelas Agung sambil tersenyum.
Agung membeberkan kondisi terkini program yang sedang dikebut yakni penyelesaian untuk pekerjaan bak kontrol dan penutup lempeng besi, penutup lantai dari bahan batu andhesit dan granit yang masih mencapai sekitar 60% dan mechanical elektrikal, termasuk pemasangan lampu taman sebanyak 138 tiang, dan 14 tiang PJU,
“Sudah bagus mengejar ketertinggalan dengan menyentuh angka 60%. Kami selalu pantau setiap hari oleh rekan-rekan dari Bidang Prasarana Sarana dan Utilitas Umum (PSUU) di bawah koordinasi bu Yayuk (Sri Rahayu) sebagai Kabid,” pungkas Agung.
Sementara itu salah satu staf Inspektur Pembantu yang melakukan Probity Audit di lapangan, Abdul Wahid mengatakan, berdasarkan dokumen dan cek fisik lapangan pihak rekanan sudah mulai mengejar ketertinggalan minus 32%.
“Sekarang terlihat sudah on progres di angka 60%, untuk mengejar molornya pelaksanaan, saat ini seluruh material fabrikasi sudah di tempat (on site),” tutup pria asal Mojowarno ini sambil memantau lokasi proyek senilai Rp.3,2 M sepanjang 370 meter dengan lebar bervariasi antara 2 hingga 6 meter tersebut.
Ditempat yang sama perwakilan dari pelaksana PT Renis Rimba Jaya, Roni Hermanto mengakui molornya pengerjaan proyek semata dipicu oleh keterlambatan material, sejak awal pesanan box culvert sudah molor, sehingga membuat pengerjaan fisik di bagian atas, seperti trotoar, lampu taman, PJU, penanaman pohin dan lain-lain ikut terseret molor, namun, Roni optimis pengerjaan akan berakhir tanggal 21 November 2023 sesuai kalender kerja bisa tuntas tepat waktu,
“Optimis selesai tepat waktu mas, karena sekarang seluruh material sudah on site. Karena kalau molor kita bisa kena denda Rp.3 juta per hari,” Ucap Roni singkat. (Jit)