Jombang Lacakjejak.id – Warga Kota Santri tentu sudah mengenal dengan baik sosok Mas’ud Zuremi, yang menjabat sebagai Ketua DPRD Jombang dalam periode 2019-2024. Mas’ud Zuremi, seorang politisi senior dari PKB, dikenal dengan panggilan akrab “Abah Mas’ud.” Ia telah menjadi wakil rakyat selama 4 periode dan saat ini siap untuk menjadi wakil rakyat Jombang untuk kelima kalinya.
Berikut adalah gambaran tentang bagaimana Abah Mas’ud, yang rendah hati, sederhana, dan berkapasitas, menjalani karirnya di dunia politik kota santri.
Mas’ud Zuhremi adalah politisi senior dari PKB yang memiliki pengalaman yang kaya dalam politik kota santri. Ia memulai karirnya sebagai wakil rakyat pada Pemilu legislatif tahun 2004 dan terus aktif dalam politik hingga periode 2024, selama ini, ia telah menjadi anggota dewan selama 4 periode, sementara banyak rekannya hanya bertahan satu hingga tiga periode. Abah Mas’ud juga berhasil terpilih sebagai Ketua DPRD Jombang pada periode 2019-2024.
Kemampuannya sebagai perwakilan rakyat yang dapat menyuarakan aspirasi masyarakat tidak perlu diragukan lagi, baru-baru ini, Abah Mas’ud dengan tegas mengkritik manajemen PT Loya Sen Fong Tunggorono karena tidak mampu mengatasi masalah limbah debu serbuk kayu yang telah “meracuni” warga sekitar pabrik PMA tersebut.
Hal ini disampaikan Ketua DPRD Jombang Mas’ud Zuhremi saat ditemui diruang kerjanya Rabu (04/10/2023) Saat berbicara tentang pendidikan, Abah Mas’ud memiliki latar belakang pendidikan yang umum di kalangan Nahdliyin, dimulai dari MI Al Khoiriyah hingga SMP Al Khoiriyah. Namun, yang menarik, ia melanjutkan pendidikan lanjutan di SMA Muhammadiyah Jombang, meskipun berasal dari NU. Ketika ditanya mengapa memilih studi di luar sekolah yang berbasis NU, Abah Mas’ud menjawab bahwa ia ingin mendapatkan ilmu yang berbeda, dan pengalaman lebih banyak dari luar lingkup NU,” Tuturnya
Masih dari Mas’ud ,”Setelah menyelesaikan pendidikan di SMA Muhammadiyah tahun 1984, Saya melanjutkan pendidikannya di STKIP PGRI Jombang dengan jurusan Pancasila dan Kewarganegaraan (PKN),” Tandasnya.
Karena minatnya dalam berorganisasi, Abah Mas’ud kemudian mencoba masuk dunia politik praktis setelah menyelesaikan pendidikan SMA dan kuliah, pilihan pertamanya adalah bergabung dengan PPP Jombang, tetapi kemudian dia beralih ke PKB setelah Reformasi Politik nasional pada tahun 1998, ketika PKB didirikan oleh Gus Dur, hingga saat ini.(Jit)