Jombang Lacakjejak.id – Desa Mundusewu Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang adalah salah satu desa yang masih rutin melestarikan kesenian ujung atau ojung, sekaligus masih tetap mempertahankannya.
Saat ini Minggu (27/08/2023) pelaksanaan ujung ditempatkan depan balai desa Mundusewu dan arena yang dipakai saat seni adu cambuk pakai penjalin ( rotan) ini sangat sederhana karena tidak butuh tempat yang luas, seperti pertandingan lainnya, seperti pelaksanaan sebelumnya bahwa saat dimulainya pertandingan selalu berkumandang alunan musik tradisional maka identik dengan ludruk atau wayang kulit sebagai pendampingan kegiatan ini.
Bersamaan dengan acara ujung berlangsung Kepala Desa Mundusewu Anisah menyampaikan ,” Terkait tujuan diadakannya budaya ini pada awal kemunculannya, ujung merupakan sebuah ritual untuk meminta hujan, pada zaman dulu, masyarakat percaya bahwa dalam pertandingan ujung kalau ada pemaian yang sampai mengucurkan darah, bahwa hujan akan segera turun.” Ulasnya.
Menurut Anisah,” Digelarnya ujung yang diawali dengan selamatan tumpeng juga merupakan bentuk kesenian yang bisa menjaga kerukunan antar warga, sebab, dalam setiap pertandingan, warga dari berbagai tempat ikut turun untuk menjadi pamain, yang awalnya tidak saling kenal menjadi kenal lalu bisa menjadi sahabat,
” Dalam pertandingan ujung, tersebut tidak ditentukan siapa yang menang maupun yang kalah, karena dalam pertandingan dilakukan dengan menjunjung tinggi sportivitas, tidak ada saling dendam, ” Jelasnya.
Pertunjukan yang digelar Pemdes Mundusewu lebih menarik dan menyedot antusias penonton di sekitar, pada saat yang bertarung adalah dua orang Kepala Desa yakni Kepala Desa Bareng Kasianto melawan tuan rumahnya sendiri yaitu Kepala Desa Mundusewu Anisah para penonton bersorak sorai,karena perlawanan bukan hanya sekedar formalitas tapi betul-betul sampai berdarah, setelah selesai mereka saling merangkul dengan penuh persahabatan.(Jit)













