Grebeg suro Gunung Kuncung 1445 H/2023 M Padat Rangkaian Kegiatannya, Begini Kata Panitia

Jombang Lacakjejak.id  – Tradisi tahunanan yang di lakukan warga seputaran Gunung Kuncung dalam rangka memeringati bulan Muharram atau orang Jawa menyebut bulan Suro di tahun 1445 Hijriah/2023 Masehi lebih padat acaranya dibandingkan tahun sebelumnya.

Pada kegiatan tahun ini rangkaian acara  diawali dengan penanaman pohon secara di keliling makam eyang Senari atau lebih terkenalnya makam Wali Wonosegoro, bersama mahasiswa Universitas Brawijaya Malang pada hari jum,at 28 Juli 2023 yang lalu.

Rangkaian berikutnya adalah Khotmil Qur’an di Mushola Gunung Kuncung,dilanjutkan dengan sedekah bumi diarak dari lapangan Koramil Wonosalam menuju puncak Gunung Kuncung diiringi dengan kesenian kuda lumping,dan sebagai acara puncaknya hiburan wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Seno Aji dari plataran DesaTanggalrejo Kecamatan Mojoagung. Jum,at (04/08/2023).

Nampak hadir dalam kesempatan ini Forkopimcam Kecamatan Wonosalam, Kepala Desa Wonosalam, Samuki beserta perangkat desa,Asper dan KRPH Perhutani KPH Jombang, Ketua LMDH Winaryo beserta jajaran pengurus,Tokoh Masyarakat,Karang Taruna dan sejumlah undangan.

Rusdi sekertaris panitia dalam laporan  di dampingi bendahara Jupri menyampaikan ,” Terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini baik moral maupun sepiritual,sehingga acara ini bisa berjalan dengan lancar, dan  khususnya pada bu suntini dan semua masyarakat yang sudah membantu terimakasih sebanyak banyaknya, ” Ungkap Jupri.

Saat puncak acara Camat Wonosalam melalui perwakilkan yang ditujuk Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Christian Gladi Wahyudi, SE disampaikan,” Kami  mengharap adanya kegiatan ini bisa menjadi ajang pemersatu bagi masyarakat sekitar lokasi Gunung Kuncung khususnya tiga Dusun antara lain Tukum, Pucangrejo, dan Notorejo khususnya umumnya Kecamatan Wonosalam,” Tuturnya.

Sebelum pertunjukan wayang kulit dimulai, adanya penampilan tari remo khas Jawa Timur dengan gaya pria membuat penonton semua kalangan usia semakin terhibur dan pada titik ahir tiba saatnya (pasrah tinampi gunungan wayang, Jawa red) serah terima gunungan dari Kepala Desa Samuki kepada dalang Ki Seno Aji, pertanda wayang kulit dimulai.(Jit)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *